A. Pelaksanaan
Praktikum
I. Tujuan praktikum : Mengetahui kerja enzim pada saliva
II. Hari dan tanggal : Rabu, 22 januari 2014
III. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi SMAN 1 Dompu
B. Landasan Teori
Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim ptialin yang hanya bekerja untuk enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air, glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas atau hidrolisis awal pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Amilase yang terdapat dalam saliva adalah α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosodat α. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan.
Percobaan
enzim amilase ini adalah suatu bentuk analisis yang ditujukan untuk mengetahui
aktivitas enzim. amilase adalah sebuah enzim yang berfungsi untuk memecahkan
ikatan glikosidik yang dimiliki oleh poliskarida, ikatan glikosidik yaitu
ikatan khas yang terdapat pada karbohidrat (monosakarida, disakarida , dan
polisakarida), dengan perombakan oleh amilase suatu bentuk polisakarida dapat
dirubah menjadi bentuk intermedietnya yaitu disakarida.
Amilase
dapat dihasilkan di beberapa kelenjar eksokrin didalam tubuh, diantaranya air
liur, pankeras, dll. Prinsip kerja praktikum kerja enzim amilum ini adalah
komparasi kerja enzim yang diberi perlakuan termal yaitu dengan pemanasan
dengan enzim yang tanpa pemanasan, dan dalam pengamatannya perlakuan iod
sebagai indikator pengaruh suhu terhadap kerja enzim setiap interval 5 menit
sekali.
Ada dua
teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1. Teori kunci dan gembok
Teori ini diusulkan oleh Enul
Fischer pada tahun 1894. Menurut teori ini, enzim bekerja sangat spesifik.
Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama persis sehingga
bisa saling melekat.
2. Teori ketepatan induksi
Teori ini diusulkan oleh Daniel Koshland
pada 1958. Menurut teori ini, enzim tidak merupakan struktur yang spesifik
melainkan struktuk yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim, sisi aktif enzim
berubah bentuk untuk menyerupai substrat
Cara kerja enzim adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain.
Cara kerja enzim adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain.
Dalam
percobaan ini pula digunakan larutan Fehling A & B yang digunakan untuk
menentukan bahan atau larutan mengandung amilum dan kadar glukosa juga untuk
menandai enzim bekerja optimal atau tidak ditandai dengan perubahan warna
nantinya.
Larutan Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan larutan Fehling B adalah Larutan kalium natrium tartrat dan NaOH dalam air.
Kedua larutan ini disimpan dalam wadah terpisah dan baru akan dicampur ketika akan digunakan.
Larutan Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan larutan Fehling B adalah Larutan kalium natrium tartrat dan NaOH dalam air.
Kedua larutan ini disimpan dalam wadah terpisah dan baru akan dicampur ketika akan digunakan.
Sumber :
v Buku IPA Biologi kelas XI, Yudhistira
v Buku IPA Kimia kelas XI, Grafindo Media Pratama
C. Alat dan bahan
ü
Tabung
reaksi 4 buah
ü
Pipet
tetes
ü
Pembakar
spiritus
ü
Indicator
pH universal
ü
Saliva
ü
Larutan
fehling A dan B
ü
Kanji
ü
NaOH
10%
ü
HCL
4%
D. Cara Kerja
Ø
Uji amilum
1.
Dimasukkan
larutan kanji ke dalam tabung reaksi A dan B masing-masing 1ml.
2.
Dimasukkan
1ml air liur ke dalam tabung B kemudian kocok sampai rata dan dibiarkan selama
5 menit.
3.
Diukur
pH larutan kanji dalam tabung B dengan menggunakan indicator pH universal.
4.
Dimasukkan
masing-masing 3 tetes larutan fehling A dan B ke dalam tabung A dan B, kemudian
dipanaskan di atas lampu Bunsen selama 1 menit.
5.
Diamati
perubahan warna.
Ø
Uji lanjutan
1.
Dimasukkan
larutan kanji ke dalam tabung reaksi C dan D masing-masing 1ml.
2.
Ditambahkan
3 tetes HCL 4% ke dalam tabung reaksi C dan 3 tetes NaOH 10% ke dalam tabung D.
3.
Diukur
pH larutan kanji dengan menggunakan kertas indicator universal.
4.
Ditambahkan
1ml air liur masing-masing ke dalam tabung reaksi C dan D, kemudian kocok
sampai rata dan diamkan selama 5 menit.
5.
Diuji
kedua larutan tersebut dengan menggunakan larutan fehling A dan B, kemudian
dipanaskan selama 1 menit.
6.
Diamati
perubahan warna pada tabung reaksi C dan D.
E. Tabel hasil
pengamatan
Tabung
|
Bahan dan perlakuan warna
|
Hasil
|
|
+
|
-
|
||
A
|
Larutan
kanji + fehling A dan B
|
√
|
|
B
|
Larutan
kanji + air liur + fehling A dan B
|
√
|
|
C
|
Larutan
kanji + HCL + air liur + fehling A dan B
|
√
|
|
D
|
Larutan
kanji + NaOH + air liur + fehling A dan B
|
√
|
·
Pertanyaan
1. Bagaimanakah perubahan warna pada tabung
reaksi A dan B ? apa arti perubahan warna tersebut ?
2. Mengapa pemberian HCL dan NaOH lebih
dahulu daripada air liur ?
3. Pada pH berapa enzim ptyalin bekerja
secara efektif ?
4. Bagaimana kesimpulan anda terhadap
hasil eksperimen yang dilakukan ?
·
Jawaban :
1. Pada tabung A, tidak berubah. Karena tidak
terjadi perubahan amilum menjadi maltosa.Pada tabung B, berubah. Karena adanya
perubahan amilum menjadi maltosa.
2. Pemberian HCl dan NaOH dilakukan terlebih
dahulu, Karena enzim ptialin akan bereaksi dengan larutan dalam tabung C &
D. Sehingga pemberian HCl dan NaOH menjadi tidak ada fungsinya dan juga pemberian
HCl dan NaOH sebelum air liur agar dapat menguji apakah ada pengaruh pH asam
atau basa terhadap kerja enzim ptialin/amilase.
3. Enzim ptialin bekerja secara efektif saat pH
mencapai kisaran 7. Bila dalam keadaan asam atau basa, enzim ini tidak bekerja
efektif.
F. Kesimpulan
Air liur berisi enzim
ptialin yang mampu mendegradasi ikatan pati menjadi sebuah rantai linier.
Ikatan pati dipecah menjadi dua buah ikatan
gula (disakarida). Hasil akhir proses enzim ptialin adalah dua buah molekul
glukosa yang dikenal dengan maltosa.
Daftar pustaka
ü Buku IPA Biologi kelas XI, Yudhistira
ü Buku IPA Kimia kelas XI, Grafindo Media Pratama
ü Indah purnama.
2013. Kerja enzim pada saliva, http://mistissymutchz.blogspot.com/2013/03/kerja-enzim-pada-air-liur.html
ü School is fun.
2013. Kerja enzim pada saliva, http://school-isfun.blogspot.com/2011/11/kerja-enzim-pada-air-liur.html
0 komentar:
Posting Komentar